Rabu, 16 Maret 2011

Teknik Pengutipan dan Daftar Pustaka

I.  PENDAHULUAN
            Pengakuan terhadap hasil karya penelitian sangat ditentukan seberapa besar teknik penulisan kutipan dan daftar rujukan yang dimiliki karya tersebut. Banyaknya rujukan sangat mempengaruhi tulisan sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu hasil penelitian harus ditunjang oleh daftar-daftar rujukan yang berkualitas sesuai dengan masalah dalam karya tulis tersebut.
            Sebuah karya dapat dinyatakan lengkap apabila karya tersebut di lampirkan dengan daftar-daftar rujukan yang digunakan. Daftar-daftar rujukan tersebut harus berorientasi terhadap permasalahan yang diangkat. Hal tersebut menunjukan bahwa dasar teori yang digunakan berhubungan dengan masalah yang diangkat.
            Begitu besar pengaruh dari daftar rujukan, membuat penulis/peneliti harus mencari konsep-konsep yang relefan dengan tema yang diangkat. Oleh karena itu sebaiknya sebuah karya harus didukung dengan karya-karya lain dalam bentuk teknik penulisan kutipan dan daftar rujukan. Pada kesempatan ini pemakalah menguraikan apa, bagaimana dan mengapa perlunya daftar rujukan digunakan dalam sebuah karya tulis.

II. PEMBAHASAN

A.  Teknik Penulisan Pengutipan dan Daftar Pustaka

1.  Kutipan dan Catatan Kaki
            Tidak ada satu tulisan ilmiah pun yang tidak pernah mengutip tulisan, penerbitan, ataupun halaman dari tulisan orang lain. Karena itu cara-cara membuat kutipan perlu dikuasai.
Pertama, yang perlu diketahui adalah indeks. Indeks kutipan yaitu satu nomor atau satu angka yang ditulis pada satu perkataan, dan nomor tersebut menunjukan kepada daftar rujukan, atau bibliografi. Indeks ini dapat ditempatkan dengan dua cara.
a.       Letak satu spasi di atas kata-kata, atau
b.      Letaknya diujung kalimat di dalam kurung pada spasi yang sama.
Jika letaknya pada akhir kalimat, penempatannya harus sesudah titik.

Contoh:
……….. dalam percobaan di India1) dan Jepang 2)
……….. sangat sukar diterima. (4)
Indeks kutipan menyatakan bahwa pernyataan tersebut dikutip dari bacaan yang dinyatakan  oleh nomor tersebut. Bacaan tersebut diperinci pada catatan kaki atau pada daftar rujukan, sesuai dengan cara mengutip yang dianut.
Kedua, seorang peneliti harus mengetahui dan mengerti cara mengutip. Umumnya, ada tiga cara menulis kutipan.
1)      Penulis mengutip pernyataan-pernyataan dan menulis nama pengarang serta bacaan yang dikutip dan tahun penerbitan buku, majalah ataupun jurnal yang memuat karangan yang dikutip. Misalnya:
      .. .. Karsyono (1979) telah menemukan bahwa …”
      .. .. kurang berhasil. (Campas dan Esperitu, 1960)
      Kutipan di atas berasal dari tulisan Karsono dan tulisan Campos dan Esperitu. Cara pengutipan di atas tidak menggunakan indeks kutipan. Tulisan Kasryno yang diterbitkan pada tahun 1979 dan tulisan Campos dan Esperitu yang diterbitkan tahun 1960 dapat dilihat pada daftar rujukan. Misalnya saja, kutipan di atas di kutip dari:
Kasryono, S, 1979. Analisis Linear Programming Sektor Pertanian di Indonesoa. Agro Ekonomika Tahun 10, Oktober, hlm.1938.

Campos, F,F, and L.G. Esperitu. 1960. Mutants Isolated From X1 dan X2 Generation of Rice (O. Sativa). Philippine Agriculturist Vol. 44, Now. 1960, pp. 299-307

Hal-hal yang harus diperhatikan pada penulisan kutipan di atas:

a)      Nama dan pengarang dapat diletakkan di dalam kurung: (Campos dan Espridu, 1960)

b)      Tahun saja diletakkan di dalam kurung: kasryno (1979)

c)      Jika nama terletak sesudah titik, (pada akhir kalimat), maka nama dan tahun di tulis dalam kurung. Sebaliknya jika pengarang diletakkan di awal kalimat, ataupun ditengah-tengah kalimat, hanya tahun saja yang ditulis di dalam kurung.
Contoh:
Amiruddin (1960)  ………………………………………………….

………………………………………………. Penemuan Cohen (1996) dan Pasaribu (1997)

…………………………………………………………..(Burr, 1996; Collier, 1970)

2)      Cara lain dalam membuat kutipan adalah dengan memakai indeks kutipan. Indeks ini diletakkan dalam kurung pada akhir kalimat ataupun ditaruh di atas kata yang bersangkutan. Jika indeks diletakkan dalam [  ] diakhir kalimat, nomor tersebut sama dengan nomor urut daftar bacaan yang ada pada bibliografi atau daftar rujukan dibagian terakhir dan laporan ilmiah. Adakalanya, penulis mengkombinasikan cara ini dengan cara sebelumnya, yaitu kutipan di tulis dengan memberikan nama pengarang dan tahun dan mencantumkan indeks kutipan pada akhir kalimat.
            Contoh:
            Amiruddin …………………………………………….. [4]
      …………………………………………………… oleh Cohen (1966) dan Pasaribu (1975) [16, 17]
            …………………………………………………….[ 5,7 ]
      Pernyataan di atas dikutip dari daftar bibliografi atau daftar rujukan yang dilampirkan pada bagian terakhir laporan
            Daftar Rujukan
1.      Amiruddin. 1960

2. Bibliografi dan Daftar Rujukan  (Daftar Pustaka)
            Dalam pengerjaan penelitian, tidak ada satu peneliti yang tidak membaca karangan-karangan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dikerjakannya. Seorang peneliti diharuskan dan sudah membaca tulisan-tulisa, buku-buku, ataupun materi-materi lain yang berhubungan dengan penelitiannya. Bacaan-bacaan tersebut, sesudah diseleksi, harus dilaporkan dalam laporan penelitiannya. “Jika, yang ditulis hanya bacaan-bacaan yang dikutip didalam teks, maka judul dari daftar bacaan tersebut adalah DAFTAR RUJUKAN (daftar Pustaka). Jika daftar bacaan yang diberikan termasuk juga tulisan-tulisan yang tidak dikutip dalam teks, judul dari daftar bacaan tersebut adalah BIBILIOGRAFI” (Moh. Nazir, 2009: 490).
            Bibliografi atau daftar rujukan ditempatkan di bagian akhir laporan sesudah lampiran. Daftar rujukan atau bibliografi berisi daftar bacaan yang diurutkan menurut abjad nama pengarang yang diberikan nomor dari 1 sampai akhir.
            Jenis bacaan yang dimasukan dalam bibliografi atau daftar rujukan dapat dibagi atas 18 Jenis, antara lain:
a.       Artikel dalam ensiklopedi
b.      Buku
c.       Bulletin
d.      Catalog (catalogue)
e.       Bab di dalam buku, bulletin, monograf atau year book (Buku tahunan)
f.       Circular atau leaflet
g.      Essei, cerita pendek, sajak dan sebagainya
h.      Film
i.        Filmstrip
j.        Artikel dalam majalah
k.      Monograf
l.        Artikel surat kabar
m.    Halaman dalam sebuah buku
n.      Pamphlet
o.      Proceedings dari kongrensi ilmiah
p.      Kaset dan piringan hitam
q.      Laporan
r.        Thesis, skripsi, dan desertasi
Sebuah bibliografi atau daftar rujukan yang disusun harus jelas dan dapat dicari dengan mudah oleh peneliti-peneliti jika peneliti tersebut ingin membaca keseluruhan isinya. Karena itu, daftar bacaan tersebut harus berisi hal-hal berikut.
a.       Nama atau nama pengarang buku, artikel, leaflet, monograf dan lain-lain.
b.      Tahun penerbit terakhir.
c.       Judul, baik dari buku, monograf, artikel yang digunakan, dan sebagainya.
d.      Edisi terakhir
e.       Volume atau nomor dari majalah, bulletin, dan sebagainya.
f.       Halaman yang  dikutip ataupun jumlah halaman darim artikel atau buku.
Dalam menulis kajian pustaka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau dilakukan dan ditulis, diantaranya adalah sebagai berikut.
Dalam melaporkan penelitian sebelumnya, Paltridge dan Stairfield (2007: 107, lihat juga Swales,1990; Smith, 2002; Clare, 2003; Johnson, 2003; Hunt, 2005  untuk pembahasan yang hampir sama) mengatakan bahwa ada tiga cara yang sering dipakai dalam kajian pustaka, yakni: central reporting, non sentra reporting dan non reporting.
1)      Central Reporting
Dimana penulis dilaporkan sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap temuan atau argument tertentu dan ditempatkan sebagai subjek dalam kalimat.Kutipan seperti ini disebut juga sebagai “literature dominant” (Clare, 2003:26). Pemakian cara mengutip seperti ini, kalau terus-menerus dipakai akan membuat pembaca bosan (2003:77) dan juga kurang efektif (Johnson, 2003). Johnson (2003): 77) mengatakan bahwa penggunaan cara mengutip seperti ini sebenarnya membuat “other voices dominate your work”.


Contoh kajian pustaka yang bersifat central reporting:
Burke (1986) discovered thay many students would like to because integrated into Australian society. (Paltride & Stairfield, 2007:107).

2)      Non Central Reporting
Penulis dilaporkan sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap argument atau temuan tertentu dengan nama mereka diberi lebih sedikit fokus, dengan ditempatkan di dalam kurung di akhir pernyataan yang dikutip. Cara ini menurut Clare merupakan cara “researcher’s dominant” (2003:26) dan dianggap cara menulis kajian pustaka yang lebih efektif (Johnson,2003:77). Contoh:
Is has been shown that students have performed successfully in their own edukacation system before they seek entry to the particular university (Ballard, 1991) (dikutip dari Paltridge & Stairfield, 2007:107)

3)      Non Reporting
Hasil penelitian dipresentasikan dengan fokus lebih sedikit diberikan kepada penulis atau kepada penelitian dan tidak ada reporting verb atau kata kerja yang fungsinya untuk melaporkan, seperti claim, show, dsb. Cara seperti ini, dianggap sebagai cara researcher dominant (Clare, 2003:26) dan juga dianggap lebih efektif (Johnson, 2003:77). Contoh cara seperti ini adalah sebagai berikut.
Contoh:
Prewriting strategies are an important part of the writing process (Jones, 1995).
Instead of motivation producing achievement, it may be that achievement produces motication (Spolsky, 1989) (paltridge and Stairfield, 2007:107).

C. Teknik Menulis Daftar Pustaka Dalam Tesis dan Disertasi
Selama ini ada beberapa cara dalam mendokumentasikan sumber bacaan yang dipakai dalam tesis dan disertasi, yakni:
1.      Dokumentasi Gaya Modern Language Association (MLA)
2.      Dokumentasi Gaya American Psychological Association (APA)
3.      The Columbia Guide to Online Style (COS)
4.      The Council of Science Education (CBE/CSE)
5.      The Chicago Manual Style (CMS)
Mengingat sumber-sumber online atau sumber elektronik seperti DC-ROM berkembang begitu pesat dewasa ini, maka baik MLA maupun APA memberikan cara-cara mendokumentasikan sumber-sumber elektronik. Menurut Rodrigues dan Rodrigues (2003) ada beberapa informasi atau hal yang perlu diperhatikan ketika kita mencari bahan secara elektronik, yakni:
a.    Nama Penulis
b.   Judul Dari sumber Web (buku online, editorial, proyek penelitian, dan sebagainya)
c.    Judul Website ( kalau sumber kita merupakan bagian dari sumber yang lebih besar dengan judul tersendiri)
d.   Tahun publikasi atau mengirimkan ke website (kalau ada)
e.    Informasi publikasi (seperti CD-ROM, atau database)
f.    Alamat Web (URL)
g.   Tanggal kita mengakses sumber Web.
Judul dari artikel yang diperoleh dari website sebaiknya dicetak miring (Rodrigues dan Rodrigues, 2003:153), seperti halnya buku. Selain itu, penggunaan online yang digaris bawahi akan memungkinkan kita untuk terhubungkan dengan file atau sumber line melalui fasilitas hyperlink.
Berikut ini adalah beberapa cara dalam mendokumentasikan sumber bacaan yang kita pakai dalam tesis dan disertasi berdasarkan cara MLA dan APA, seperti yang dijelaskan oleh Burton (2002: 115-125) dan Rodrigues dan Rodrigues (2003: 154-163). Kebanyakan contoh yang diberikan dalam bagian ini diambil dari Rodrigues dan Rodrigues (2003), sebagian dari Burton (2002).
1)  Dokumentasi Gaya Modern Language Association (MLA)
Yang paling umum dipakai dalam menulis tesis dan disertasi di bidang humaniora, bahasa dan sastra. Berikut adalah beberapa contoh gaya penulisan MLA dalam bibliografi. Cara penulisan menjorok untuk baris kedua dan seterusnya dari sumber yang didokumentasikan.
a)  Bahan Yang Diambil Dari Sumber Elektronik (online)
Artikel Dalam Jurnal
Quinlan, Kathleen M, “Generating Productive Learning Issues in PBL Tutorials: An Exercise to Help Tutors Help Students.” Medical Education Online.5 (2000). 26 Apr.2001http://www.med-ed-online.org/issue2.htm#v6.

Nama akhir penulis, nama pertama. “Judul Artikel” Judul Jurnal. Vol.# (Tahun Publikasi) Data Akses artikel <URL). Dalam hal ini MLA menyarankan kita bertanya kepada pembimbing apakah kita mau menulis judul jurnal dengan dicetak miring atau digarisbawahi (Rodrikgues & rodrigues, 2003:155)

Artikel Dalam Databese
Jones, George, and Mark Luscombe. “Provisions in 1999 Tax Legislation Have Impact,” Accounting Today.3 Jan 2000.Lexix-Nexis. 27Apr.2001http://www.lexxis-nexis.com/Incc>.

Nama akhir penulis. Nama awal. “Judul Artikel” Tahun terbitan. Nama database. Tanggal akses.<URL>
Artikel dalam Database Search Engine
Herron, effrey. “A Street Guide to Search Warrant Exeptions.” Law and order. Oct. 2000:207-208. ReSeaarch Engine.27 Apr..2001.<http://researchhengine.xanedu.com/xreweb.>

Nama akhir penulis, Nama awal. “Judul Artikel.” Judul Majalah. Tanggal publikasi: Halaman (kalau ada). Nama database. Nama search engine kommersial. Nama Perpustakaan (Kalau menggunakan perpustakaan), Nama kota. Tanggal diakses. <URL>.

Personal Site (Website pribadi)
Rodrigues, Dawn, Home Page. 1 May 2001 2001 <http://English.utb.edu/drordigues>.

Profesional Site (Website professional)
Internasional reading Assotiation. 1 May 2001 http:www.ira.org/.

Website dengan organisasi sponsor
Guidilines & Position Statements. 7 Mar.2001.Nationaal Council of Teachers of English. 28 Apr.2001.http:www.ncte.org/positions/.

Proyek Ilmiah
Spice islands Archaeology  Peoject. Peter Laper. 17 Aug. 1999. Brown U. 26 Apr.2001 <http://www.brown edu/Departmens/Anthropology/SIA/home.html>.
Buku
Alcolt.Louisa M. The Mystetious Key and What It Opened. 1867. A Celebration of Women Writers. Ed. Mary K.Ackerman.25 Apr.2001.The Online Books page. <http://digital.library.openn.edu/womwn/alcoltt/key/key.html>.


Puisi
Seiko, Leslie M. “The earth is your mother.” Storyteler. 1981. Voices from Gaps. Richard K. Mott. 6 Nov 2000. University of New Mexico. 26 Apr. 2001 <http:voices.cla.umn.edu/authors/Leslie Marmon. Silko.html>.

Artikel Koran
Associated Press. “Navy Resumes Bombing on Vieques.” The New York Times Online. 27 Apr. 2001. <http:www.nytimes.com/aponline/world/AP-Navy-Vieques.html>.

Email
Chaffee.John. “Critical Thinking.” Email to the author. 25 Feb. 2003

Komunikasi Sinkronis
Crump. Eric, and Dawn Rodrigues. MOO concversation. 20 Feb. 2003 http://mud. Ncte.org.8888/>.

b)  Bahan yang diambil dari sumber nonelektronik

Artikel Dalam Jurnal
Hyland. Ken “It might be suggested that …: Academic hedging and student writing.” ARAL. Series S, 16:83-97 @ALAA 2000.

Artikel Dalam Koran
Kridalaksana, Harimurti. (2002) “Soal tidak ada universitas riset. Kemampuan menulis para dosen masih minim.” The Kompas, 16 Jan. 2002.


Artikel Dalam Majalah Populer
Cohen, Adam. “Who Swiped the Surplus” Time. September 3, 2001:32-33.

Artikel Dalam Majalah Populer Tanpa Nama Disebutkan
“Beyond NAFTA: A Forum-Towrd a North American Economic Community (North American Free Trade Agreement).” The Nation. May 28, 2001: 19.

Reviu Buku
Shermis, Mark D. “Book Review.” Rev.od Computer-Assisted Asessment in Higher Education, eds. S. Brown, P. Race, and J. Bull. Assessment Update May-June 2001:16.

Buku Dengan Satu Orang Penulis
Kuhn, Deana. The skills of argument. New York: Cambridge University Press, 1991.

Buku Dengan Dua Penulis Atau Lebih
Kress, G, Jewitt, C., Ogborn, J., Tsatsarelis, C. Multimodal teaching and learning. The rhetorics of the science classroom. New York: Continuum, (2001).

Buku Yang Diedit
Salay, David L., ed. Hard Coal, hard Times: Ethnicity and Labour in the Anthracite Region. Scranton, PA: Anthracite Museum Press, 1984.

Buku Tanpa Penulis
Sinta and Its Surroundings. Lisbon: Sage Editora, 1994.

Artikel Atau Hasil Karya Dalam Antologi
Bleich, David. “ The Unconscious Troubles of Man.” Critical Theory and the Teachingof literature. Ed. James F. Slevin and Art Young. Urbana, IL:National Council of Teachers of English, 1996. 47-62.


Pidato
Fuente , carols. Untitled Speech at Distinguished Lecture Series. Tape Rocording. Brownsville, TX: University of Texas at Broownsville and Texas South most College, September 11, 2001.

Komunikasi Pribadi
Last, First (Names). Teelephone Conversatioan with the Author. Bennington, TV: September 15, 2001.


2)  Dokumentasi Gaya American Psychological Association (APA)
Berikut adalah beberapa contoh gaya penulisan APA dalam bibliografi.

a)  Bahan Yang Diambil Dari Sumber Elektronik (online)
Artikel dalam jurnal
Hyland, Ken. It might be suggested that …: Academic hedging and student writing, ARAL Series S, 16:83-97 @ALAA 2000.

Artikel dalam Database
 Jones, G, & Luscombe, M. (2000, Jan 3). “Provisions in 1999 Tax Legislation Have Impact,” Accounting Today.Retrieved  Apr. 27, 2001, from on-line data-base Lexis-Nexis on the World Wide Web:http://www.lexxis-nexis.com/Incc.

Artikel Dalam Database Search Engine
Herron, J. (2000, October). A Street Guide to search warrant exeptions. Law and Order. 207-208. Retrieved April 27, 2001 from ProQuest database ReSearch Engine on the World Wide Web: http://researchengine. Xanedu.com/xreweb.

Email, Komunikasi Sinkronis dan Daftar Diskusi
Penulisan gaya APA, komunikasi pribadi, komunikasi sinkronis dan sumber yang didapat dari forum diskusi tidak dirumuskan dalam daftar referensi, tetapi dinyatakan dalam teks seperti: Frances Chistie (Personal communication with the writer, May 26, 2004) (atau komunikasi pribadi dengan penulis pada tanggal 26 Mei 2004) atau Frances Christie (posting to University of Texas Assessment Forum, June 15, 2004) (France Christie, dokumen yang dikirimkan ke Forum Penilaian Universitas Texas, pada tanggal 15 Juni 2004)
Selain itu, menurut Rodrigues dan Rodrigues (2003:161), ada beberapa hal yang perlu juga diperhatikan berkaitan dengan cara penulisan APA. Diantaranya sebagai  berikut:
(1) Walaupun APA menyarankan bagian referensi diketik dalam dua spasi,   APA juga memperbolehkan daftar referensi diketik dalam satu spasi, kalau ada keterbatasan word processor atau browser.
(2)  Jangan memakai titik diakhir URL. Dengan tidak menulis titik diakhir URL, maka tidak aka nada orang yang mengira bahwa titik itu bagian dari URL.
(3)  APA memperbolehkan judul dari buku dicetak miring atau digaris bawahi, tetapi menyarankan untuk konsisten dalam penggunaannya.
(4)  Dalam hal pengetikan yang menjorok, APA memperbolehkan pengetikan yang menjorok penulisan seperti paragraph, tetapi penggunaannya harus konsisten.

b)   Bahan yang diambil dari sumber nonelektronik

Artikel dalam Jurnal (dengan volume)
Thompson, G. (2001). Interaktion in academic writing: Learning to argue with the reader. Applied Linguistis 22/1.p.58-78. Oxford University Press.

Artikel dalam Koran
Kridalaksana, H. (2002, Januari 16). Soal tidak ada university riset. Kemampuan menulis para dosen masih minim. Kompas.

Artikel dalam majalah popular
Cohen, A. (2001, September 3). Who swiped the surplus? Time, 158, 30-33.

Reviu (telaah) buku
Saba, M.S. (2001). [Review of the book Goddess of the Americas: La Doisa de las Americvas: Writings on the Virgin of Guadalupe]. Hispanic Outlook in Higher Education, 11(22), 48.

Buku dengan satu orang penulis
Thibault, P.J. (1996). Re-Reading Saussure: The dynamics of signs in social life. London: Routledge.

Buku dengan dua oranng penulis
Martin, J. R. & Rose, D. (2003). Woorking with discourse. Meaning beyond the clause. London: Continuum.

Buku yang diedit
Emerson, L. (2007) (editor). Writing guidelines for education students. Edisi Kedua. Victoria, Australia:Thomson.

Buku tanpa penulis
Sintra and its surroundings. (1994). Lisbon: Sage Editora (lihat Rodrigues & Rodrigues, 2003: 162).

Artikel dalam antologi atau buku yang diedit
Bleich Finke, R.A., & Shepard, R.N. (1986). Visual functions of mental imagery. Dalam K.R. Boff., Thomas. (editor). Handbook of perceptionand human performance. Vol.2 (1-55), New York: John Willey & Sons.
Thibault. P. J. (1995). Mood and ecosocial dynamics of semiotic exchange. Dalam R. Hasan., & P.H. Fries. (1995). (Editor). On subject and thema. A discourse functional perspective. (halaman …). Amsterdam: John Benjamins. B. V.

Pidato
Fuentes, C. (Speaker) (2001). Untitled Speech at Distinguished Lecture Scries [Tape Recording] (Pidato dalam seri perkuliahan) (Rekaman). Brownville: University of Texas at Brownsville, September 11.


Komunikasi pribadi
Doe, J. (2001). Conservation with author [Audio tipe]. Brownsville, TX, 15 September.


D.  Teknik Pengutipan Dan Daftar Pustaka Menurut Pedomam Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia

1.         Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan

            Aturan penulisan kutipan dan sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah dilingkungan UPI adalah menggunakan system Harvard sebagai berikut:
a.       Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’
b.      Jika kalimat yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisnya digabung ke dalam paragraph yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua spasi.
Contoh:
Salah satu dimensi kehidupan efektif-emosional ialah kemampuan memberi dan memberi cinta, bukan cinta yang penuh romantic atau memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti “... a relationship that neurisbes us as wi give, and enriches us as we spend, and permits ego alter ego to grow in mutual harmony” (Cole, 1993: 832)
c.       Jika kalimat yang dikutip terdiri dari empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik pada pukulan ke enam dan baris kedua diketik mulai pukulan ke empat.
Contoh:
Lindgren (1976: 225) memandang faktor kepribadian sebagai ego strength  yang  mempengaruhi keberhasilan seseorang, sebagaimana dikemukakannya bahwa: ……..……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

d.      Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan pada butir kedua di atas.
e.       Penulisan sumber kutipan ada beberapa alternative sebagai berikut.
1)      Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis dikiukuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya diletakan di dalam kurung.
Contoh:
Sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg (1984: 41) bahwa “ In Piaget theory, children’s intellectual functioning is represented in terms of symbolic logic.”
2)      Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung.
Contoh:
“In Piaget theory, children’s intellectual functioning is represented in terms of symbolic logic” (Sternberg, 1984: 41).
3)      Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh:
Mengutip pendapat Chomsky dari buku yang ditulis Yelon dan Weinstein:
Chomsky (Yelon dan Weinstein, 1977:62) mengemukakan bahwa “ … children are born with innate understanding of the structure of language.”
4)      Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan. Misalnya, Sharp dan Green (1996:1). Kalau penulisnya lebih dari dua orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et al. Misalnya, Mc Clelland et al. (1960:35). Perhatikan titik setelah al. Sebagai singkatan dari ally dan kedua kata itu ditulis dengan huruf miring.
5)      Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berada maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut:
Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972; Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukan bahwa (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut).
6)      Jika sumber tersebut adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama dari tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan. Contoh: (Bray, 1998, 1998b).
7)      Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah:                          (Tn. 1972:18)
8)      Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.
Catatan:
a)      Model kutipan tidak mengenal adanya catatan kaki untuk sumber dengan berbagai istilaah ibid, op.cit., loc.cit. video dan seterusnya. Catatan kaki diperbolehkan untuk memberikan penjelasan tambahan terhadap suatu istilah yang ada pada tekstetapi tidak mungkin ditulis pada teks karena akan mengganggu alur uraian.
b)      Nama penulis dalam kutipan adalah nama belakang atau nama keluarga dan ditulis sama dengan daftar pustaka.

2.         Cara Menulis Daftar Pustaka
Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ini adalah sebagai berikut.
a.          Disusun secara alphabet. Jika huruf awal sama maka huruf kedua dari mana penulis itu menjadi dasar urutan demikian seterusnya.
b.         Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan (disingkat). Hal ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia. Cara penulisan inilah yang berlaku secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan tradisi. Tata tulis nama ilmiah tidak mengenal prinsip nama apakah yang lebih dikenal di masyarakat, melainkan apakah nama belakangnya, tanpa memperhitungkan apakah nama itu merupakan nama keluarga atau bukan.
Contoh:
Abdul Hamid ditulis Hamid, A.
Tuti Herawati-Mulyono ditulis Herawati Mulyono, T.
Bonar Situmorang ditulis Situmorang, B.
John Burns ditulis Burns, J.
c.          Tahun penerbitan, Judul sumber penulis  yang bersangkutan dengan digarisbawahi atau dicetak miring, kota tempat penerbit berada, dan nama penerbit.
d.         Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua dan seterusnya diketik mulai pukulan kelima atau satu tab dalam computer. Jarak antara baris kesatu dan baris berikutnya ada satu spasi, sedangkan jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya adalah dua spasi.
      Contoh:
                  Brown, H Douglas. (2001). Teaching by Principles: An Interactive       Approach to    Language Pedagogy (Second Edition). San      Francisco, California: Addison Wesly Longman Inc.

Selltiz, Wrightsman & Cook’s. (1981) Research Methods in Sosial       Relations Fourth Edition. USA: Holt, Rinehart and Winston, inc.

Heffernan, Neil. (2005). Watcing Movie Trailers in the ESL Class. [online]. vailableat:http://itesli/Lessons/HeffernanMovieTrailers. Html  [Desember 28, 2008)

      Alwasilah, A. Chaedar & senny Suzanna. (2001). Pokoknya menulis:   Cara baru       menulis dengan metode kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.
     
3.  Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber Yang Digunakan
a.      Sumber Jurnal
Penulisan jurnal dalam daftar pustaka mengikuti urutan: nama belakang penulis, nama depan penulis (disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis diantara tanda petik), judul jurnal dengan huruf miring/digaris bawahi dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arab dan digaris bawahi tanpa didahului dengan singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada) dengan angka Arab dan ditulis diantara tanda kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan “pp” atau “h”
Contoh:
Barrett-Lennard, G.T. (1983). “The Empathy Cycle:Refinement of A NuclearConcept”. Journal of Counseling Psychology. 28, (2), 91-100.

b.      Sumbernya Buku
Kalau sumbernya berupa buku, urutan-urutan penulisannya adalah: nama belakang penulis, nama depan (dapat disingkat), tahun penerbitan, judul buku digarisbawahi, edisi, kota asal, penerbit. Daftar pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut.

1)      Jika buku ditulis oleh seorang saja
Contoh:
Poole, M.E. (1976). Social Class and Lenguage Utilization at the Tertiary Level. Brisbaner: University of Queensland.

2)      Jika buku ditulis dua atau tiga orang, maka semua nama di tulis
Contoh:
Dunkin, M.J. dan Briddle, B.J. (1974). The Study of Teaching. New York: Holt Rinehart and Winston.

Lyon, B., Rowen, H.H. and Homerow, T.S. (1969). A History of the Western World. Chicago:Rand McNally.

3)      Jika buku ditulis lebih dari tiga orang, digunakan et al. (dicetak miring atau digaris bawahi)

Contoh:
Ghiseli, E. Et el. (1981). Measurement Theory for the Behavioral Sciences. San Franscisco: W.H. Freeman and Co.

4)      Jika Penulis sebagai penyunting
Contoh:
Philip, H.W.S. dan Simpson, G.L., (Eds) (1976). Australia in the World of Education Today and Tomorrow. Canberra: Australia National Commission.

5)      Jika sumber merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang

Contoh:
Pujianto. (1984). “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang:YP21.PM.

6)      Jika buku itu berupa edisi
Contoh:
Gabriel, J. (1970). Children Growing Up: Development of Chieldren Personality          (third ed.). London: University of London Press.

c.       Sumbernya Di Luar Jurnal dan Buku
1)      Berupa skripsi, tesis, atau disertasi.
Contoh:
Soelaeman, M.I. (1985). Suatu Upaya Pendekatan Fenamonologis terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan Dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung:tidak diterbitkan.

2)      Berupa publikasi Departemen
Contoh:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa     dan Data Bantuan Operasional. Jakarta:Depdikbud.

3)      Berupa Dokumen
Contoh:
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta:Depdikbud.

4)      Berupa Makalah
Contoh:
Kartadinata, S. (1998) “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologis”. Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar.



5)      Berupa Surat Kabar
Contoh:
Sanusi, A. (1986). “Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Taqwa dan Kecerdasan, Meluruskan konsep belajar dalam Arti Kualitatif”. Pikiran Rakyat (8 September 1986).

d.      Sumbernya dari Internet
1)      Bila Karya Perorangan
Cara penulisannya adalah:
Pengarang/penyunting. (tahun). Judul. (edisi), [Jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Thomson, A. (1998). The Adult and the Currikculum. [Online]. Tersedia:http:www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/Thompson.hotm [30 Maret 2000]

2)      Bila Bagian dari Karya Kolektif
Cara penulisannya adalah:
Pengarang/penyunting. (tahun). Judul. Dalam sumber (edisi), [Jenis medium]. Penerbit. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Daniel, R.T. (1995). The history of Westen Music. In Britanica online: Macropedia (Online). Tersedia: http://www.eb.com:180/cgi-bin/g:DocF=macro/5004/45/).html [28 Maret 2000]

3)      Bila artikel dalam Jurnal
Cara Penulisannya adalah:
Pengarang. (tahun). Judul. Nama jurnal  [Jenis medium], volume (terbitan), halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision System in Indonesia: Some Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Arcbives (Online). Vol 7 (7), 12 halaman. Tersedia: http://epaa.asu.edu/epaa/v7n7.html [17 Maret 2000]

4)      Bila artikel dalam Majalah
Cara penulisannya adalah:
Pengarang. (tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama majalah [Jenis media], volume, jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Goodstein, C. (19991), September). Healers from the deep. Amerika Health [CD-ROM], 60-64. Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/Article 08A [13 Juni 1995)

5)      Bila Artikel di Surat Kabar
Cara penulisannya adalah:
Pengarang. (tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [Jenis media], jumlah halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat [Oline], halaman 8. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com. [9 Maret 2000)

6)      Bila Pesan dari E-mail
Cara penilisannya adalah:
      Pengirim. (alamat e-mail pengirim). (tahun, tanggal, bulan) Judul pesan. Email kepada penerima [alamat e-mail penerima]
Contoh:
Mustafa, Bachrudin (Mustafa@indo.net.id). (2000,25 April). Bab V Laporan Penelitian. E-mail kepada Dedi Supriadi (Supriadi@indo.net.id).

E.  Masalah atau Kegagalan Dalam Menulis Kajian Pustaka
            Beberapa hal yang sering dianggap sebagai kegagalan atau (atau Thomas & Bruker 2000 menyebutkan “dosa” dalam menulis kajian pustaka) atau kesalah dalam menulis kajian pustaka menutur Emi Emelia (2009:181-184). Beberapa kegagalan itu adalah sebagai berikut:
1.      Kegagalan yang paling besar adalah bahwa mahasiswa tidak sadar bahwa menulis kajian pustaka tidak bisa satu kali kemudian disingkirkan (disimpan) sementara kita menyelesaikan tesis atau disertasi kita. Setelah mendapat data dan temuan penelitian, maka kita sebagai penulis kembali lagi ke bab kajian pustaka dan melihat dimana hubungan antara data yang diperoleh dengan pustaka yang ada. Penulis harus menghilangkan pustaka yang kurang relevan atau tidak relevan dengan temuan penelitian.
2.      Kegagalan dalam menghubungkan referensi yang ditulis dalam kajian pustaka dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka menurut, Murray (2002:107) tidak hanya merupakan sintesis dari penelitian atau hasil karya orang lain, tetapi juga merupakan sintesis antara penelitian orang lain dengan penelitian kita.
3.      Menulis kajian pustaka yang terlalu banyak (Overloading a Literature Riview). Kita juga kadang-kadang berkeyakinan bahwa semakin banyak referensi dan kutipan, maka kajian pustaka atau tesis atau disertasinya semakin baik. Tetapi, menurut Thomas dan Brubaker (2000), pendekatan kajian pustaka seperti ini justru bisa menimbulkan kesan sebaliknya.  Dengan memasukan referensi yang kurang relevan dengan topic penelitian, maka organisasi kajian pustaka akan tidak bagus dan pembimbing mungkin menganggap kajian pustaka yang terlalu banyak sebagai ketidak mampuan penulis.
4.      Gagal menulis bibliografi ketika membuat catatan atau informasi dari bibliografi, mungkin lupa menulis judul, tahun penerbit atau penerbit sebagainya yang berkaitan dengan detail dari bacaan yang dipakai. Hal ini menimbulkan kesulitan di masa yang akan datang, mengingat ada kemungkinan kita lupa tentang siapa penulisnya, dimana, di halaman berapa.
5.      Kegagalan yang berkaitan dengan keyakinan bahwa kajian pustaka berfungsi untuk memperlihatkan bahwa penulis mengetahui tentang penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain. Strategi yang lebih baik adalah mengembangkan tema dan kemudian mengutip hasil karya orang lain yang relevan untuk mendukung argument yang dibuat.
6.      Menggunakan kutipan yang terlalu banyak. Berkenaan dengan hal ini, Rudestam dan Newton (1992) mengingatkan bahwa kajian pustaka bukan kompilasi fakta atau perasaan, tetapi merupakan argument yang koheren yang telah mengiring pada deskripsi penelitian kita.
7.      Dalam membaca referensi, kita hanya membaca atau menyoroti kesimpulannya saja, dan tidak membaca metode penelitiannya. (Brown, 2006).
8.      Plagiarisme. Plagiarisme, menurut  Thody (2006:226), adalah mengatakan kata-kata atau gagasan orang lain seolah-olah kata-kata atau gagasan itu milik kita, atau menggunakan hasil karya orang lain tanpa memberi kredit kepada sumber aslinya. Plagiarisme, menurut Thody, tidak etis dan menyalahi hukum mengenai hak cipta. Plagiarisme juga dianggap sebagai pelanggaran yang serius dalam dunia akademik (Burton, 2002:10).

III.  PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Mengutip atau merujuk dapat dilakukan dengan mengambil pendapat atau temuan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengutipan semacam ini dilakukan dengan merujuk kepada nama penulis dan karyanya yang dimaksud. Nama penulis yang dipakai adalah nama keluarga, nama  marga , atau nama akhir tanpa menuliskan gelar atau jabatannya. Apabila sumber yang dikutip ditulis satu dan/atau dua orang, maka nama penulis dituliskan semua pada setiap kali diacuh. Bila yang dikutip adalah yang ditulis oleh tiga penulis, maka nama penulis pertama saja yang ditulis diikuti singkatan dkk ( dan kawan-kawan) atau singkatan et al (et alli atau et aliae), misalnya, Hasanuddin, Dkk.
2.      Tata cara penulisan daftar pustaka bervariasi menurut jenis sumber yang dipakai. Penulisan daftar pustaka berkaitan erat dengan cara penulisan nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, kota tempat, dan nama penerbit. Cara menuliskannya hendaknya mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia yang berlaku. Unsur-unsur yang paling penting yang harus dimasukkan dalam daftar pustaka adalah:
a.       Nama pengarang yang dibalik susunannya;
b.      Judul buku termasuk judul tambahannya;
c.       Daftar publikasi :penerbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid (kalau ada);
d.      Untuk sebuah artikel, diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama  majalah, jilid, nomor dan tahun.
e.       Tata cara penulisan daftar pustaka bervariasi menurut jenis sumber yang dipakai.
f.       Daftar pustaka disusun menurut abjad dari nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut, nama pengarang harus di balik susunannya. Jarak antara baris dengan baris adalah spasi satu, sedagkan jarak antara pustaka yang satu dengan pustaka yang lain adalah spasi ganda (dua spasi). Tiap pustaka disusun secara sejajar vertikal, dimulai dari margin kiri. Bila ada dua karya atau lebih dituis oleh seorang pengarang, pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan menggantikannya sebuah garis panjang yang panjangnya 7 ketukan yang disusul dengan tanda titik.

B.     Saran-Saran
1.      Sebaiknya dalam teknik penulisan pengutipan kita harus merujuk pada aturan yang sudah ditetapkan dan dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia melalui Sekolah Pascasarjana.
2.      Begitulah tekni penulisan daftar pustaka (daftar rujukan) harus berpedoman pada ketentuan yang sudah ditetapkan oleh akademik.




Daftar Pustaka

Burton, L. J. . (2002). An Interactive Approach to Writing Essaay and Research      Respons in Psychology. Milton, Queesnsland: Jhon Wiley and Sons Australia,           Ltd.

Buzan, Tony . 2007.Introduction to Mind Mapping, (Online), Vol.3 No. 2.
            http://www.jcu.edu.au/studying/services/studyskills/mindmap/index.html.
            (diakses pada 14 Maret 2011).

Emi, Emilia. (2010). Menulis Tesis dan Disertasi. Bandung: CV Alfabeta.

Mrrray, R. (2002). How to Write a Thesis. Maidenhead, Berkshire:Open University Press.

Nasir, Moh. (2009). Metode Penelitian.Bandung: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Panduan Penulisan Karya Ilmiah.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Thody, A. (2006). Writing and Presenting Research. London: Sage Publications.